Konsumen, Kenapa Kelangkaan Daging Sapi Terus Berulang

    Konsumen, Kenapa Kelangkaan Daging Sapi Terus Berulang

    JAKARTA--Kelangkaan daging sapi yang terjadi di pasar se-Jabodetabek sejak tiga hari terakhir ini menyulitkan pemilik warung makan untuk menyediakan masakan berbahan daging. Mereka kecewa saat hendak membeli daging sapi di pasar hanya menjumpai kios kosong milik pedagang.

    ”Kenapa sih terus terulang lagi daging sapi bisa ga ada. Ga bisa jualan semur dan rendang nih kalau besok pedagangnya masih mogok” kata umiyah, pemilik warung makan, saat di temui di Pasar Inpres Pondok Bambu, Jakarta Timur, Kamis (21/1/2021)

    Tak hanya Umiyah, konsumen lainnya yang hendak berbelanja untuk kebutuhan rumah tangga juga kecewa karena daging sapi langka di pasar pekan ini.

    Karyawan Pasar Inpres Pondok Bambu, Umri mengatakan, empat belas pedagang daging sapi di pasar ini mogok berjualan akibat harga daging mencapai Rp127 ribu hingga Rp130.000 per kilogram. Hal ini menyulitkan pedagang lantaran daya beli masyarakat yang rendah di tengah masa pandemi Covid-19 yang pada akhirnya memicu terjadinya kerugian bagi pedagang.

    ”Sebelum aksi mogok pedagang berjualan, harga daging sapi berkisar antara Rp110.000 sampai Rp120.000 per kilogram”.jelas Umri, Kamis (21/1/2021).

    Para pedagang daging sapi di Jadetabek sejak Selasa (19/1/2021), melakukan aksi mogok berdagang sebagai bentuk protes kepada pemerintah.

    Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) melakukan aksi mogok perdagangan daging sapi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selama tiga hari ke depan. Hal itu tertuang dalam SE bernomor 08/A/DPD-APDI/I/2021 yang memuat rencana mogok jualan sejak Selasa (19/1/2021).

    Mufti Bangkit Sanjaya selaku Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta menginisiasikan para pedagang daging sapi untuk berhenti berdagang hingga Kamis (21/1/2021).

    ”Kami mogok berjualan daging. Baik di pasar maupun di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tujuannya, menuntut pemerintah segera mengantisipasi memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH, " katanya Selasa (19/1/2021).

    Mufti mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan naik sejak empat bulan terakhir. Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021 nanti.

    Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan kenaikan harga daging sapi di dalam negeri dipicu oleh mahalnya sapi impor dari Australia. Hal ini membuat pedagang daging di Jabodetabek memutuskan mogok selama tiga hari.

    "Faktor penyebab stabilisasi harga tinggi, karena pihak importir sapi mendapatkan harga yang sudah sangat tinggi dari negara produsen seperti Australia per Juli 2020 sudah pada posisi $3, 6/per 1 kg bobot hidup sapi bakalan, dan harga per Januari - Februari 2021 sudah masuk pada posisi $3, 9/1 kg bobot hidup sapi bakalan. Belum biaya-biaya bongkar muat pelabuhan dan transfortasi angkutan, " kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (20/1/2021). (hy)




    jakarta
    Heriyoko

    Heriyoko

    Artikel Sebelumnya

    Bupati Pasaman H. Yusuf Lubis, SH Msi Kunker...

    Artikel Berikutnya

    Transaksi Exspor - Impor PT.Sinar Laut ...

    Berita terkait