Sumatera Utara – Perguruan tinggi dituntut harus beradaptasi dengan cepat karena perubahan yang sangat pesat saat ini membutuhkan sumber daya manusia unggul yang adaptif dan fleksibel. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini juga akan mengubah banyak hal dalam dunia pekerjaan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam pada rangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di Universitas Simalungun dan Universitas Prima, Sumatera Utara (19/03).
Pada narasinya, Dirjen Dikti menyampaikan bahwa dalam sepuluh tahun ke depan, 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia akan hilang yang digantikan dengan otomasi, sistem cerdas, dan robotik. Meskipun demikian, peluang lahirnya pekerjaan baru menjadi dua kali lipat lebih banyak sejalan dengan keterampilan dan kecakapan yang berbeda dari apa yang ada pada saat ini. Menurutnya, perguruan tinggi harus menyiapkan lulusannya karena ketika nanti mahasiswa lulus, dunia kerjanya sudah berganti dan berubah.
Baca juga:
AMAN Berikan Santunan Anak Yatim
|
Logo Kampus Merdeka Indonesia Jaya
“Ini menjadi pekerjan rumah besar bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan suatu kompetensi visioner tentang suatu pekerjaan yang pada saat ini belum ada, ” ujar Dirjen Dikti.
Nizam juga menekankan cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui bergandengan tangan dengan dunia kerja baik usaha maupun industri. Menurutnya, dunia pendidikan tinggi harus bekerja sama untuk menyiapkan sumber daya manusia dan inovasi dari perguruan tinggi.
Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, perguruan tinggi harus masuk dalam gerak kemajuan pembangunan sehingga mahasiswa masuk ke dalam pusaran pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri, kemajuan pertanian, kemajuan pariwisata, dan kemajuan pembangunan di daerah yang dapat menjadi mata air bagi kemajuan ekonomi di daerah. Tujuannya adalah membentuk insan Pancasila yang unggul, adaptif, dan kreatif dengan kemampuannya menciptakan pekerjaan baru dan mengisi pekerjaan yang ada.
Baca Juga : Praktik Baik Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi Masa Pandemi Covid-19
Menyambung pemaparan Dirjen Dikti, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 1 Sumatera Utara, Ibnu Hajar menambahkan bahwa dunia kerja saat ini sudah banyak yang mengurangi pegawainya karena banyak lini yang mulai dikerjakan oleh teknologi. Dirinya mengibaratkan jika dahulu satu pekerjaan bisa dikerjakan oleh tiga pegawai, di masa depan akan menjadi kebalikannya, yaitu tiga pekerjaan dikerjakan oleh satu pegawai yang dibantu teknologi.
“Melalui kebijakan Kampus Merdeka, kami dorong perguruan tinggi untuk bertransformasi menciptakan lulusan multi talenta yang dapat beradaptasi dengan dunia kerja masa depan, ” tuturnya.
(YH/DZI/FH/NH/DH/SH/ADR/ALV)
Humas Ditjen Dikti