Yandri Susanto Tekankan Pentingnya Prokes yang Ketat Sambut Sekolah Tatap Muka

    Yandri Susanto Tekankan Pentingnya Prokes yang Ketat Sambut Sekolah Tatap Muka

    BANTEN - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto meminta Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Cilegon untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat di 143 Madrasah di Kota Cilegon. Mengingat sekolah daring yang kini dilaksanakan tidak terlalu efektif dalam pembelajaran yang ada, sehingga rencana proses pembelajaran tatap muka, mesti dipersiapkan sebaik mungkin oleh seluruh sekolah madrasah di Kota Cilegon, Banten.

    "Pastikan belajar tatap muka di madrasah dan pesantren dilakukan lebih matang dan dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, " ujar Yandri saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI ke Kanwil Kementerian Agama Kota Cilegon membahas Persiapan Belajar Tatap Muka di Madrasah dan Pesantren di Kota Cilegon, Banten, Senin (12/4/2021).

    Menurutnya, sejauh ini hasil evaluasi pembelajaran secara daring dinilai belum efektif,  sehingga rencana belajar tatap muka nanti harus disambut dan dipersiapkan lebih baik, melalui  koordinasi intensif dengan sejumlah pihak terkait, termasuk satgas Covid-19 di Kota Cilegon dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Lebih lanjut Yandri juga mengatakan bahwa belajar-mengajar luring penting, karena sudah satu tahun peserta didik madrasah dan pesantren mengikuti pembelajaran secara daring, karena pandemi Covid-19 anak didik dan orang tua sudah merasakan kejenuhan yang berimbas kepada efektivitas jalannya proses belajar mengajar.

    “Artinya, yang kita terima laporan dari Kanwil Kemenag Banten ada semacam sudah ada kebosanan dari anak didik yang memang sudah lama tidak keluar rumah, tidak  bertemu dengan teman-teman sekolah juga para guru di sekolahnya. Jadi, sekolah tatap muka ini juga menjadi sebuah mimpi besar bagi anak didik untuk kembali ke sekolah, ” kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

    Yandri juga menegaskan, apabila pandemi Covid-19 belum dapat dikendalikan, maka proses belajar dapat dilakukan secara hybrid, yaitu daring dan luring yang dapat dilaksanakan 50 persen dari jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara tatap muka, sedang 50 persen sisanya mengikuti secara daring. “Antara peserta didik yang mengikuti secara daring dan luring dapat diselag-seling disesuaikan kebijakan masing-masing madrasah dan pesantren, ” tutupnya. (ndy/es)

    Update

    Update

    Artikel Sebelumnya

    Andi Iwan Darmawan Aras: Standar Kualitas...

    Artikel Berikutnya

    Transaksi Exspor - Impor PT.Sinar Laut ...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Langkah Preventif Lapas Permisan Terhadap Gangguan Keamanan dan Ketertiban
    Jelang Pilgub dan Pilkada, Kapolsek Purwasari Ajak Para Tokoh Ikut Jaga Kamtibmas 
    Program Paslon Nomor Dua Asep Japar Andreas Pro Masyarakat dari Mulai Bedah Rumah dan Pengobatan Gratis
    Syukuran, Pedagang Soto Branggahan Gelar Nyoto Bareng Mas Dhito
    Kontrol Area Lingkungan Lapas Permisan, Terapkan Prinsip Awas Jangan - Jangan

    Ikuti Kami